
Wah, ternyata sudah hampir setahun juga baru nulis lagi sambungan dari cerita buku LADY IN WAITING
Sesuai dengan janji sebelumnya, berikut ini beberapa catatan mengenai buku ini
Masa lajang itu sebenarnya adalah masa yang paling enak untuk melatih dan membentuk diri menjadi seorang wanita sejati. Sayangnya seringkali wanita lajang lebih memilih untuk menghabiskan waktunya mengeluh dan meratapi keadaannya. Padahal banyak hal yang bisa dilakukan selagi belum terikat. Kenapa tidak mencoba menghabiskan lebih banyak waktu yang berkualitas di dalam Firman? Itu lebih berguna daripada menghabiskan waktu untuk memikirkan bagaimana cara memikat pria berpotensi
Ruth (baca Ruth pasal 2) tidak pernah sedikitpun berusaha memikat Boas. Dia hanya setia pada Allah. Walaupun mertuanya udah menyuruh dia pulang kembali ke bangsanya (dan berarti kembali ke ilah-nya) dia malah berkeras ikut ke Moab, bangsa mertuanya, yang menyembah Allah dan setia melakukan bagiannya di sana. Ruth tidak pernah ‘ngeh’ Kalau ada cowok seganteng, setajir, sesempurna Boas yang ternyata udah Tuhan gerakkan hatinya untuk mendekati Ruth.
Seorang wanita lebih baik memaksimalkan aset yang nonfisik daripada aset fisik. Kulit yang cantik, rambut yang indah, tubuh yang langsing adalah anugerah dari Tuhan yang patut untuk disyukuri. Tapi Kalau sampai ngabisin waktu buat me-maintaince semua itu, sia-sia banget. Proses degenerasi akan terjadi dan terus berlanjut sampai kita tutup usia dan keindahannya akan semakin menghilang. Tapi aset non fisik seperti karakter dan kebiasaan yang baik tidak akan hilang sampai kita tua. Jadi memang lebih baik waktunya diabisin untuk mengasah karakter dan kebiasaan. Semakin tua, keindahannya akan semakin terlihat.
Kalau ada cowok yang bersikap baik, itu bukan berarti dia suka (tidak kaget kan?) Dia hanya bersikap selayaknya seorang pria. Gentle. Sayangnya banyak cewek yang salah mengartikan sikap mereka karena terlalu banyak dipengaruhi film-film Hollywood yang mereka tonton. Dan kacaunya lagi, cowok-cowok itu kadang tidak sadar apa yang mereka lakukan, karena memang secara natural mereka begitu.
Tugas cewek itu menunggu. Baca Ruth 3 : 18 deh.. “Duduk sajalah, menanti, anakku, sampai engkau mengetahui bagaimana kesudahan perkara itu; sebab orang itu tidak akan berhenti, sebelum diselesaikannya perkara itu pada hari ini juga”. Siapa yang harus menunggu? Wanita. Siapa yang tidak akan berhenti? Pria. Tuhan pasti akan kasih kekuatan buat pria untuk tidak berhenti berusaha jika hal itu memang kehendakNya. Pastinya Tuhan juga kasih kekuatan kepada wanita untuk menunggu sampai pada waktu yang sudah ditentukanNya
Seringkali teman-teman cewek tidak bisa jadi pendengar yang baik. Ketika ada cowok yang lagi deket, komentar yang seringkali keluar adalah “mungkin dia adalah Boas-mu” (jadi inget film He’s just not that in to you) Mungkin dia tidak sadar kalau dia baru saja menjerumuskan sahabatnya ke dalam sebuah fantasi yang berpotensi menghancurkan di kemudian hari. Akan lebih baik jika si pendengar meresponi dengan turut bersukacita sambil mengingatkan sahabatnya untuk menyerahkan mimpinya kepada Tuhan dan tidak mendahului Tuhan di dalam harapan-harapannya.
Mencari Cinta Sejati
Mencari Allah sangat banyak kesamaannya dengan mengembangkan sebuah persahabatan. Banyak ngobrol, saling mendengarkan, memikirkan, mencari tau apa yang disukai dan yang tidak disukai, dan mencoba untuk melakukan hal-hal yang menyenangkan-Nya.
Yeremia 29:12-13 menjanjikan bahwa jika seorang wanita dengan rajin mencari Allah dengan segenap hatinya, maka ia akan menemukan-Nya.Hatimu adalah kunci untuk pengabdian kepada Allah. Pencarian perlu dilakukan sepenuh hati, ini berarti tidak dapat mencari Allah sambil melakukan urusanmu sendiri. Menyerahkan hatimu kepada Kristus berarti tidak bebas memberikannya pada hal-hal lain atau orang-orang lain yang muncul dalam kehidupan (sebagai penyembahan berhala). Tidak dapat memberikan satu bagian untuk suatu hubungan yang menyenangkanmu di dunia ini sambil tetap mencari Allah dengan sepenuh hati. Tidak dapat menyimpan sebagian hatimu untuk sesuatu yang kelihatannya mungkin lebih baik pada saat hal itu muncul. Pengabdian kepada Tuhan Yesus Kristus adalah memberikan segalanya atau tidak sama sekali.
Jika ingin mengenal Allah secara intim, maka harus mencari Dia, bukan dengan hanya sepenuh hati, tapi juga dengan hati yang bersih. Harus membersihkan setiap bercak dosa yang mungkin muncul antara dan Kekasih Surgawimu. Dosa menyebabkan Allah berpaling dari seseorang. Dosa itu menjijikan bagi-Nya.
Seorang wanita dengan hati yang murni bagi Allah tidak berfokjus pada apa yang Dia berikan, tapi bersuka di dalam siapa Dia.Wanita itu mencari wajah Allah, bukan sekedar tangan-Nya.
Untuk menemukan Allah:
1. Harus mencarinya dengan motivasi-motivasi yang murni. Carilah Dia karena siapa Dia, dan bukan sekedar karena apa yang dapat Dia lakukan bagi .
2. Jika ingin mengenal Tuhan, harus mencari Dia tidak hanya dengan sepenuh hati yang bersih dan murni, tetapi juga dengan hati yang mendengarkan.
3. Saat melakukan saat teduh, belajarlah untuk mendengarkan Dia saat membaca Alkitab, kasih dan pemikirannya. Pikirkan apa yang sedang Dia katakan kepadamu secara pribadi. Duduklah dengan tenang, dan tuliskanlah kesan-kesan apa yang muncul bagi hatimu saat mendengarkan. Saat membaca dan mempelajari Alkitab, surat cinta-Nya … mulai melihat apa yang sebenarnya Dia pikirkan mengenai dan apa rencana-rencana indah yang Dia miliki bagi . Sebagai akibatnya, waktu teduh akan bertumbuh dan bertumbuh.
Keadaan lajang bukanlah sebuah kutukan, malah menguntungkan, karena, hampir pasti, mempunyai lebih banyak waktu untuk mencari Allah sekarang daripada di waktu-waktu mendatang jika menikah.
Posisi yang Menguntungkan
Wanita yang sudah menikah terus menerus bergumul untuk menyeimbangkan tuntutan fisik dan emosi yang dibebankan pada mereka. Semua wanita harus belajar untuk menyeimbangkan prioritas mereka, tapi hati seorang lajang tidaklah ditarik-tarik segala arah oleh kebutuhan suami dan anak-anak. Seorang istri akan lebih sulit untuk memiliki saat teduh dengan Allah, dibandingkan wanita lajang karena segala kesibukan dari awal pagi sebelum suami dan anak-anak bangun dan pada saat tengah malam ia mungkin harus masih membereska piring kotor. Seorang istri akan lebih sulit untuk memiliki saat teduh, jika ia adalah wanita dalam penantian, dan ia sudah menggunakan masa lajangnya untuk mengembangkan kehidupan ibadahnya, ia sudah memiliki sumber daya yang dapat membuatnya bersekutu dengan Allah selama hari-hari yang paling kacau. Seorang istri/ibu mungkin memulai harinya lebih awal dan mengakhirinya lebih larut, seringkali sebelum ia mempunyai waktu yang tidak berjeda untuk mencari Kekasih Sejatinya.
Firman Allah di 1 Korintus 7:34 memberikan ilustrasi tentang posisi menguntungkan seorang wanita lajang dalam hubungannya dengan urusan-urusan hidup “…Perempuan yang tidak bersuami dan anak-anak gadis memusatkan perhatian mereka pada perkara Tuhan, supaya tubuh dan jiwa mereka kudus. Tetapi perempuan yang bersuami memusatkan perhatiannya pada perkara duniawi, bagaimana ia dapat menyenangkan suaminya.”
Waktu untuk mengembangkan hidup pengabdian yang konsisten tidak dapat menunggu sampai menikah. Banyak wanita lajang menyia-nyiakan tahun beharga saat ia menanti “kehidupan dimulai”- setelah pernikahan. Tanyalah pada istri manapun, sekalipun yang tidak memiliki anak-anak, dan dia akan memberitahukanmu rutinitasnya menjaga keseimbangan. Seorang wanita yang telah menikah bergumul untuk memiliki waktu sendiri dengan dirinya apalagi waktu sendiri dengan Allah.
Allah telah memberimu sebuah waktu yang istimewa, janganlah pernah menyia-nyiakannya! tidak pernah mendapatkannya lagi. Hari-hari ini bisa saja merupakan hari-hari penemuan harta dalam ruangan milik Bapamu yang rajani. Saat berdiri di tepi jendela mencari ksatriamu, jangan sampai melewatkan perhiasan yang diberikan Bapamu bagimu. Akankah menjadi kedinginan dan pahit di pinggir jendela, atau akankah mengangkat kepala bangsawanmu, berkilau dalam kasih dan perhatian Bapamu. Pilihan masih tergantung, putri tercinta… Bapamu tidak akan memaksamu berpaling dari jendela, tapi Ia merindukan persekutan dengan kita. Datanglah ke kamar-Nya, bersukalah dalam hadirat-Nya. Biarlah kita ditemukan Dia-wanita yang penuh pengabdian.
Menjadi Wanita yang Penuh Pengabdian
1. Bacalah Ulangan 30:11-20. Apakah keuntungan dari pengabdian pada Kristus? Apa saja dampak menjalani satu kehidupan yang tidak diabdikan pada Kristus?
2. Apakah peringatan-peringatan yang Allah berikan tentang hatimu dalam Ulangan 11:16 dan Ulangan 30:17? Ilah-ilah apakah yang mencoba mengalihkan perhatianmu?
3. Bagaimana Daud mencari Allah dalam Mazmur 63? Apakah upahnya?
4. Apakah kita berusaha keras mengejar Yesus atau mengejar setiap pria yang cocock?
5. Jika sebelum ini belum pernah menghabiskan saat teduh dengan Tuhan secara konsisten, mulailah dengan membaca satu Mazmur sehari.
Lady in Waiting ( Wanita yang Murni )
Tim dan Susan adalah pasangan yang serasi, mereka berdua dapat berbicara tentang segala sesuatu dan mereka juga memiliki gambaran ideal satu sama lain tentang hubungan kristiani yang kuat. Setelah hubungan mereka berjalan satu tahun, Susan menyadari betapa dalamnya ia mengasihi Tim. Ia ingin menjadi istrinya. Ia mulai menunjukkan rasa sayangnya pada Tim dengan cara yang berbeda-beda, mereka mulai berciuman dan sedikit bersentuhan. Susan merasa itu tidak apa-apa, ia b erpikir bahwa ia dapat mengendalikan hubungan tersebut dan berniat untuk tetap murni sampai mereka menikah nanti.
Dusta yang Mematikan
Ingatkah bagaimana si ular menipu Hawa dengan cara memepertanyakan Allah? Setan menyebabkan Hawa percaya bahwa Allah tidak memberikan hal yang baik kepadanya, dan bahwa Allah tidak meyediakan sesuatu yang lebih baik bagi Hawa.
Para wanita haruslah menghindarkan diri agar jangan mendasarkan pengertian mereka tentang kenikmatan seks, dari majalah, iklan, semua yang dijadikan seolah-olah glamour. Ini semua propaganda iblis. Masyrakat sekarang mencari kenikmatan tertinggi tanpa rasa sakit yang mengikuti teladan masyrakat, biasanya justru membawa
Mengapa Menunggu?
Allah ingin menjadi wanita yang murni karena Allah ingin melindungimu dari konsekuensi yang diakibatkan oleh seks sebelum pernikahan. Konsekuensinya bisa bersifat fisik, emosi, relasional, dan rohani.
1. Konsekuensi Fisik
• Allah ingin melindungi , agar jangan berdosa pada tubuh . 1 Korintus6:18 berkata: “Setiap dosa yang dilakukan manusia (perempuan) terjadi di luar dirinya. Tetapi orang (perempuan) yang melakukan percabulan, berdosa terhadap dirinya sendiri.”
• Seorang wanita tidak dapat memisahkan keadaan fisiknya dengan emosinya.
• Kita dapat diampuni seutuhnya oleh Kristus, tapi kerusakan emosi membutuhkan waktu yang lama untuk sembuh. Tuhan tidak mau kita menderita berbagai kesakitan ini.Kita beharga bagi-Nya, maka Allah memberikan batasan kasih pada hubungan kasih dan keterikatan emosi .
• Beban emosi yang ditimbulkan oleh rasa tertuduh, ketakutan, dan keraguan seringkali diperumit dengan banyak emosi yang lain seperti penolakan, kepahitan, depresi, dan kecurigaan .
• Ibrani 13:4 “Hendaklah kamu semua penuh hormat terhadap perkawinan dan janganlah kamu mencemarkan tempat tidur, sebab orang-orang sundal dan pezinah akan dihakimi Allah.”
• Tindakan berbicara lebih keras daripada kata-kata, dan ini sangat tepat.
• Seseorang akan merasakan kesakitan rohani yang akut dan keterpisahan dari Allah
Menjaga Harta Itu
Begitu seorang pria memiliki hati wanita, maka tubuh wanita itu tidaklah jauh dibelakangnya. Inilah satu alasan mengapa Amsal 4:32 berkata: “Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan.” Untuk berjalan dalam kemurnian, seorang wanita dalam penantian haruslah menjaga kunci hatinya. Ini berarti berfokus pada pertumbuhan persahabatan dan bukan kisah cinta.
Berikut Debby menjaga kemurniannya sewaktu berkencan:
“Aku minta Tuhan menolongku agar ingat untuk tidak mengambil hatiku dari Dia dan terlalu cepat memberikannya pada seorang pacar. Untuk menjaga komitmen ini, aku memutuskan untuk berdoa sebelum menerima kencan manapun. Sebelum keluar, aku akan berdoa lagi, kali ini meminta agar pikiran dan tindakanku pada saat bersama tidak terpusat untuk mendorongnya scara romantis tapi untuk membangun persahabatan dan kasihnya kepada Tuhan. Kadang-kadang aku merasa gelepar terbangnya romantisme, dan hatiku bergetar, aku akan meminta Tuhan memperbahrui kekuatanku dan menata ulang fokusku…”
Jangan biarkan hatimu terlalu cepat diserahkan. Jika seorang pria berkata “I LOVE U”, tidak perlu mengikuti frasa tersebut dengan “TOO”. Untuk menjaga kunci hatimu, buatlah sebuah komitmen untuk mengatakan “AKU MENCINTAIMU” hanya pada orang yang kita kasihi yang berkomitmen, bukan suatu perasaan kasih yang biasa. akan tetap terkendali dalam persahabatanmu.
Jagalah dan simpanlah kata-kata itu, sampai Allah mengungkapkan kepada kita inilah saatnya.
Jika merasa bahwa mungkin sedang berkencan dengan pria yang tepat, berilah waktu pada persahabatanmu untuk bertumbuh.
Terlalu banyak wanita berpikir jika ia memberikan pada seorang pria apa yang diinginkannya dalam kepuasan fisik, mereka pasti akan mendapat kasih pria itu selamanya. Ratusan wanita telah menurunkan standart hidup mereka dan bertindak lebih jauh dari yang mereka tahu Tuhan inginkan.
Menjadi Wanita yang Murni
1. Bagaimana seorang wanita muda tetap murni? (Mazmur 119:9-11)
2. Bagaimana sebuah persahabatan memperngaruhi kemurnianmu? (1 Korintus 15:33)
3. Apakah berjuang untuk murni itu terlalu sulit? (1 Korintus 10:13) Daftarkanlah beberapa jalan keluar yang Allah telah berikan kepadamu.
Tulisan ini sebagian besar 99% mirip dengan aslinya… tapi ada beberapa kata yang dirubah, biar gak baku banget bahasanya. Intinya sich point-point yang menurut aku penting banget buat para wanita/perempuan tahu apa arti mereka di mata Tuhan.
Ada tertulis di Mazmur 19:8-9
Taurat Tuhan itu sempurna, menyegarkan jiwa. Peraturan Tuhan itu teguh, memberikan hikmat kepada orang yang tak berpengalaman.
Titah Tuhan itu tepat, menyukakan hati. Perintah Tuhan itu murni, membuat mata bercahaya.
Jadi buat menjadi wanita, dan khususnya mempelai Tuhan yang cantik… kita harus melakukan setiap taurat Tuhan, kan buat kebaikan kita sendiri juga, hehehe.
Janganlah bergantung pada manusia, dalam hal (di tulisan ini) khususnya para pria. Bergantung pada manusia hanya akan menyebabkan kekecewaan, sakit hati, pahit, jika kenyataan tidak sesuai dengan yang kita pikirkan/harapkan. Tapi berharaplah pada Tuhan.
Ada koq di Alkitab juga…
Yesaya 40:6-8, “…Kabarkanlah bahwa manusia seperti rumput, seperti bunga yang hanya sebentar keindahannya. Rumput menjadi kering dan bunga menjadi layu, apabila Tuhan menghembuskan angin yang panas. Sungguh, bangsa itu seperti rumput. Rumput menjadi kering dan bunga menjadi layu, tetapi sabda Allah kita bertahan selama-lamanya.”