Selasa, 14 April 2009

Renungan PASKAH




PASKAH (TERSALIB SEPERTI SEORANG PENJAHAT, MATI DAN BANGKIT SEBAGAI RAJA)
Bagiku sendiri PASKAH adalah saat terpenting untuk merenungi kembali Karya Keselamatan yang telah diberikan oleh Allah Bapa bagiku melalui Yesus Kristus AnakNya yang Kudus. Paskah merupakan puncak orientasi kasih Allah bagi semua umat manusia, puncak perwujudan segala rencana kasih Karunia pembebasan kita dari semua dosa dan puncak dari pemulihan hubungan antara manusia dengan Tuhan yang sudah menciptakan kita. Paskah bukan sekedar ibadah peringatan namun Paskah adalah penyadaran diri dari semua kekurangan dan dosa ku, saat untuk memperbaharui komitmen dihadapan Tuhan.
Sebelum paskah tahun ini aku sendiri mengalami sebuah serangan kesehatan yang sangat tidak baik, bahkan hingga Kamis malam jam 23.00 aku merasa sangat kesakitan dan sudah pasrah untuk masuk rumah sakit jika dalam 1 jam kemudian keadaanku tidak membaik bahkan sudah meminta adikku memasukkan pakaianku kedalam tas untuk dibawa jika harus rawat inap. Namun jauh di dalam hatiku ada sebuah niat yang harus aku lakukan di hari Jumat Agung besok, ingin ikut Perjamuan Kudus dan Ibadah Khusus peringatan Paskah dan dengan kekuatan keyakinan ini akhirnya aku berdoa dan menumpangkan tanganku pada bagian tubuhku yang sakit dan berkata “Bapa, Engkau tau besok aku sangat ingin untuk ikut menerima Perjamuan KudusMu dan ibadah khusus Paskah, aku yakin akan kesembuhan dan kekuatan yang akan Engkau berikan padaku maka terjadilah kehendakMu bagiku” dan sesudah selesai aku berdoa aku tidak merasakan apa-apa lagi dan tertidur dengan pulas hingga keesokan paginya Puji Tuhan aku bisa dengan kuat pergi ke Gereja dan mengikuti semua ibadah Paskah hari itu tanpa terlewat satu pun. It’s amazing buatku karena aku yakin ada kuasa dan rencana Tuhan di dalamnya agar aku tidak mengandalkan kekuatanku sendiri dan itulah makna dari Paksah tahun ini buatku “mengandalkan Tuhan saja”.
Malam ini, Sabtu 11 April 2009 aku kembali menyaksikan sebuah film yang tidak pernah bosan untuk aku saksikan “The Passion of the Christ”. Perenungan yang aku bisa ambil dari film ini walau tidak secara keseluruhan yang akhirnya berhubungan dengan judul tulisan aku ini, ingin sekali aku bagikan buat semua yang membaca blog ini.
Ketika melihat Yesus dihukum oleh Pilatus sebelum diputuskan untuk disalibkan :
1. Barabas
Bertatap mata dengan Tuhan dia tidak sanggup karena sesungguhnya dia sadar bahwa dia tidak layak namun ketika melewaati Yesus dia berani petantang-petenteng kesana kemari. Demikianlah aku juga layaknya Barabas sang actor penjahat itu, tidak sanggup menghadapai tatapan Tuhan ku yang sungguh teduh dan penuh kasih itu, namun kadang ketika akan melakukan dosa dan saat melakukannya ada beberapa hal yang aku lakukan “menganggapnya bukanlah Allah yang maha hadir dan meihat semua yang aku lakukan, masa bodoh dengan apa yang aku lakukan toh aku sendiri juga yang akan tanggung akibatnya, tau Dia ada namun aku berlalu begitu saja dengan dosa yang aku lakukan”
2. Pukulan
Begitu banyak pukulan cambuk yang diterima Yesus bahkan algojo2 yang bertugas saat itupun kelehan namun dengan kekuatan kasih surgawi Dia sanggung menerima pukulan demi pukulan ditubuhnya. Itulah pukulan2 yang aku berikan pada Tuhan saat kita melakukan dosa, itulah sesungguhnya pukulan yang harus aku terima, ganjaran dari dosa yang seharusnya aku dapatkan namun Dia rela menerima itu buatku, betapa jahatnya aku kepada Tuhanku
3. Cambukan
Dari berbagai film lama yang berbau kerajaan romawi dan yunani memang seperti itulah alat2 yang digunakan untuk ekseskusi penjahat bahkan lebih parah dari itu. Dengan cabukan dari taring2 itu badan Yesy ku sudah remuk, demiakn juga lah aku sudah meremukkan daging dan tulang2Nya kembali dengan semua dosa dan kesalahan yang telah aku perbuat bahkan aku jg sudah meremukkan hati Tuhanku.
4. Iblis yang merasa menang
Terkadang ketika jatuh dalam dosa aku merasa menang atas Tuhan, aku merasa aku bisa melakukan apa saja yang aku bisa diluar Dia namun sesunggungnya salah besar, itulah kemenangan Besar dari kuasa Tuhan yang mempermalukan si Iblis dan membuatku sadar dan yakin kalau aku sudah berbuat dosa, sebab kesenangn sesaat itu hanya datang dari si Iblis, tiada yang kekal darinya.

Lalu ketika Yesus dibawa ke hadapan Pilatus dan disalibkan :
1. Mahkota duri
Dia Raja yang seharusnya menerima Makhota kebesaran atas segala karyanya diberi mahkota duri yang meremukkan kepalanya, bagian yang paling banyak mengeluarkan darah jika terluka dari bagian tubuh manusia secara medis namun bagiku sesungguhnya berarti adalah ganjaran atas segala pikiran2 jahat dan tidak baik yang pernah aku lakukan, meskipun setiap orang bahkan orang yang duduk di dekatku pun takkan pernah tau, yang harusnya meremukkan kepalaku dan menumpulkan semua kepala ku dan memuntahkan isi kepalaku juga dia terima agar aku sadar bahwa sesunggunya bukan hanya yang dilakukan tangan, kaki dan bagian tubuhnku yang lainnya yang berbuat dosa namun kepalaku yang mengandung banyak pikiran2 negatif terhadap sesamaku dan apapun yang tersembunyi Dia terima untuk menggantikanku.
2. Via dolo rosa
Tuhanku terjatuh 3x sepanjang jalan menuju Golgota, dan ketika Dia terjatuh Dia masih harus di dera sambil memikul salib, disepanjang jalan itu juga banyak orang mengolok2 dan ada juga yang menangis. Aku bertanya pada diriku “Tuhan, kala itu yang mana kah aku?” namun aku tau jawabnya aku lah orang yang mengolok2 itu. Sungguh aku keterlaluan, Dia yang sudah menerima semua hukuman dan bermahkotakan duri itulah yang sudah menggantikanku malah masih mengolok2 Dia dengan makian dan menyatakan “Salibkan Dia” alangkah jahatnya aku yang berdosa ini.
Lihatlah Yesus ketika terjatuh ketiga kalinya masih berbuat nubuat bagi seorang ibu yang anaknya kesakitan, Dia memberikan darahNya untuk menyembuhkan.
Tidakkah Simone dari Kirene juga menyadari kalau bukan kuasa Allah ada dalam Yesus takkan munggkin orang biasa dengan luka seperti itu bisa sampai ke puncak Golgota masih dalam keadaan hidup?
3. Di atas kayu Salib
Dia dipaku pada tangan dan kakiNya untuk disalibkan dan menggenapi semua hukuman yang harusnya aku terima. Dia ditantang untuk turun dari kayu salib itu dan melakukan sebuah keajaiban, mujijat dan Dia ditantang untuk merobohkan dan membangun kembali Bait Suci dalam waktu 3 hari, oh sungguh itu juga lah yang sering aku lakukan dalam hidupku, menantang Tuhan berduel denganku yang sesungguhnya tidak punya kekuatan apapun untuk berhadapan dengannya dan yang paling sering keluar dari mulutku adalah “apa yang bisa Engkau lakuakan Tuhan?” “dimana Engkau Tuhan saat aku mmbutuhkanMu?” “bagaimana semua ini terjadi untuk mendatangkan kebaikan buatku seperti janjiMu?” Sungguh, ini lah potret diriku yang dilakonkan mereka dengan cara yang lain.
Namun apa yang Dia lakukan di atas kayu salib itu? Lihat, Dia mendoakanku “Bapa, ampunilah mereka sebab mereka tidak tau apa yang mereka perbuat”, Dia berdoa bagiku yang sudah berdosa, yang sudah Dia tanggung semua kesalahannya, yang sudah mengolok2 Dia, yang sudah mencaci makinya, yang sudah meneriakkan “ Salibkan Dia”, yang sudah menantang Dia untuk berduel.
Inilah sikap Sang Raja Suragawi itu, Dia mendoakan aku sang pendosa hina ini, bahkan bukan hanya itu Dia menyatakan pada saudaraku pendosa yang di sebelah kanannya itu bahwa dia akan bersama2 dengan Sang Raja Surgawi itu “berada di dalam Firdaus”.
Dia mematahkan semua pembatas golongan social, kedudukan, ras, golongan karena Dia sudah menunjukkan bahwa ibuNya adalah ibu juga bagi murid2Nya, dan murid2Nya adalah anak bagi ibuNya.
Dia yang adalah Allah, karena semua dosaku yang sudah diambil alih olehnya merasa Allah BapaNya memalingkan wajah dariNYa, Dia yang mengosongkan diriNya demi aku menjadi sangat rendah dan ditinggalkan, dosaku sudah mengisi semua yang ada dalam diriNya, sungguh aku malu dengan diriku sendiri.
Dia adalah sumber air kehidupan namun Dia merasa haus. Kemana perginya semua air kehidupan yang tak akan pernah habis itu? Dia sudah mencurahkan semuanya bagi setiap orang di muka bumi ini tanpa terkecuali, Dia membasuh dan membersihkan aq dengan air itu hingga Dia harus merasakan kehausan yang sangat dahsyat itu.
Sudah selesai semua penggenapan kasih dan rencananya itu di kayu salib, Dia sudah mengambil cawan yang pahit itu untuk mengembalikanku pada hubungan yang baik lagi dengan Bapa. Sudah selesai semua dosaku dan dunia ini di tebus sekali oleh karena pengorbanan Kudusnya di kayu Salib itu, sudah selesai semua dan sudah digenapi.
Walau sudah Dia selesaikan semuanya, Dia menyerahkan diriNya kedalam tangan BapaNya, karena saat itulah kuasa si Iblis yang jahat dikalahkan untuk selama2nya.

Gambaran dari perenunganku sungguh2 aq sadari bahwa itulah kehidupanku yang dari ke hari ada dosa yang aq perbuat dihadapan Yesus, tiada sesungguhnya aq bisa tutupi dariNya. Semua hidupku dapat dilihatNya, dan sesungguhnya sebelum aq melakukan dosa pun Dia sudah menderita hal2 tadi. Ketika aq mulai terlena, menonton film ini merupakan sebuah perenungan bagiku untuk introspeksi diri kembali. Tiap orang pasti berbeda cara untuk koreksi diri namun hal yang paling dasar bagi ku adalah mengerti kembali mengenai dosa itu dan apa yang sudah dilakukan Yesus untuk menebus dosa2ku.

Dia, Yesus telah disalibkan laksana seorang penjahat besar namun Yesus mati dan bangkit sebagai Raja yang Kekal dan Abadi yang tidak satupun dapat menandingi kuasaNya. Raja di dalam hatiku, Tuhan dari segala tuhan yang ada, dan sudah terbukti bahwa tiada satu orang pun yang mampu melakukan seperti yang dilakukan Tuhan Yesus.Itulah sebabnya juga makna yang aq bisa ambil tahun ini yang menjadi resolusi di Paskah ini adalah “mengandalkan Tuhan” sebab hanya Dia yang sanggup. Selamat PASKAH semuanya. Tuhan memberkati and B2B

2 komentar:

  1. Gambaran yang komprehensif dan detail atas paskah dan makna karya penyelamatan manusia...
    juga refleksi yang secara tidak langsung menjadi cerminan bahwa mungkin kita adalah jenis barnabas yang hidup di zaman modern

    good post bu...kemarin Pak Pendeta mengutip perkataan dari Maria setelah kembali dari kuburan "Aku sudah melihat Tuhan", sebagai momen yang mengawali kebangkitan...

    ditunggu tulisan lainnya....

    BalasHapus
  2. Terimaksih Yesus,
    Tapi diatas semua itu ada satu hal yang paling penting :

    PengorbananMu adalah anugerah terbesar dalam hidupku.

    BalasHapus