Senin, 18 Mei 2009

Tamu Kita Bernama Kesempatan

Tamu Kita Bernama Kesempatan
Dikutip dari buku TIME TO CHANGE Hari Subagya


Small opportunities are often the beginning of great enterprises. Kesempatan itu ibarat sebuah pintu atau sebuah ujung gang yang memiliki jalan-jalan yang panjang. Jalan di balik pintu itu begitu hebat, yang makin lama makin membesar dan mulus, walau tampak di permulaannya hanya sebuah pintu sempit yang tidak menarik.
Di dalam pintu kesempatan, selalu tertulis “Dorong!” Maka jika anda mendorongnya dan masuk, maka anda akan melihat keindahan dan kenikmatan di dalam menelusuri jalan-jalan di balik pintu kesempatan.

Untuk bisa meraih kesempatan anda harus menjadi orang yang optimis. Ini adalah syarat mutlak. Orang yang pesimis tidak akan pernah mendapat kesempatan. Kesempatan hanya bisa dilihat oleh orang-orang yang memiliki keberanian dan optimisme.

Orang pesimis selalu melihat kesulitan-kesulitan setiap ada kesempatan, sedang orang optimis, mampu melihat kesempatan dalam setiap kesulitan yang mereka temui. Orang pesimis akan selalu berfikir tentang keamanan mereka, bagaimana nanti kalau terjadi sesuatu. Sepertinya orang yang pesimis lebih takut menghadapi kehidupan ini dari pada sebuah kematian.

Apakah anda termasuk orang yang pesimis? Sekarang saatnya anda bangun mental anda untuk menjadi orang yang optimis dan percaya diri. Tidak ada yang perlu ditakuti, kecuali ketakutan itu sendiri.

Sekarang saatnya anda membuang bayang-bayang seram yang bersarang di kepala anda. Ganti dengan gambaran indah tentang kesuksesan. Penuhi diri anda dengan optimisme, sehingga anda bisa melihat datangnya tamu yang bernama “Kesempatan.”

Anda mulai bisa menyapa dengan ramah, berjabat tangan dan memeluknya dengan penuh gairah. Kesempatan sering kali datang dan pergi tanpa kita bisa melihatnya. Kesempatan sering kali datang dan pergi tanpa kita mengambilnya. Optimisme anda akan membantu melihat kesempatan-kesempatan yang ada.

Mulailah bersikap optimis, berfikir positif dan berani mengambil resiko. Orang tidak akan menemukan daratan baru tanpa meninggalkan pantai yang ada. Anda akan tetap seperti sekarang, jika tidak berani untuk berubah.

“Twenty years from now you will be more disappointed by the things that you didn't do than by the ones you did do. So throw off the bowlines. Sail away from the safe harbor. Catch the trade winds in your sails. Explore. Dream. Discover.”— Mark Twain

Rabu, 13 Mei 2009

Mazmur 150



Haleluya! Pujilah Allah dalam tempat kudus-Nya! Pujilah Dia dalam cakrawala-Nya yang kuat!
Pujilah Dia karena segala keperkasaan-Nya, pujilah Dia sesuai dengan kebesaran-Nya yang hebat!
Pujilah Dia dengan tiupan sangkakala, pujilah Dia dengan gambus dan kecapi!
Pujilah Dia dengan rebana dan tari-tarian, pujilah Dia dengan permainan kecapi dan seruling!
Pujilah Dia dengan ceracap yang berdenting, pujilah Dia dengan ceracap yang berdentang!
Biarlah segala yang bernafas memuji TUHAN! Haleluya!


Mazmur 150 merupakan mazmur puji-pujian. Mazmur ini diawali dengan kata Haleluya. Haleluya berasal dari dua kata bahasa Ibrani:
Hallelu, kata kerja, yaitu ajakan untuk memuji yang ditujukan kepada orang banyak (jamak)
Ya, adalah nama singkat dari Allah, YHWH
Berati Haleluya adalah kata ajakan kepada orang banyak untuk memuji Allah.

Siapa yang kita puji? “…Pujilah Allah dalam tempat kudus-Nya! Pujilah Dia dalam cakrawala-Nya yang kuat!...” Allah, pencipta dan pengusas semesta alam.

Mengapa kita memuji dia? “…Pujilah Dia karena segala keperkasaan-Nya, pujilah Dia sesuai dengan kebesaran-Nya yang hebat!...”

Bagaimana kita memuji Dia?
“…Pujilah Dia dengan tiupan sangkakala, pujilah Dia dengan gambus dan kecapi! ….”
Sangkakala: alat musik dengan satu nada, digunakan sebagai ajakan untuk bersiap-siap
Gambus dan Kecapi: alat music petik yang mengasilkan suara petikan yang kecil dan yang besar
“… Pujilah Dia dengan rebana dan tari-tarian, pujilah Dia dengan permainan kecapi dan seruling! …”
Rebana, alat music pukul (tabung yang ditutupi kulit domba), yang biasanya digunakan oleh para wanita untuk menari. Dan karena itulah biasanya alat music ini tidak digunakan di dalam rumah ibadah orang Israel.
Seruling: alat music tiup
“…Pujilah Dia dengan ceracap yang berdenting, pujilah Dia dengan ceracap yang berdentang! …”
Ceracap yang berdenting: Symbal, alat music berupa lempengan yang dibenturkan satu sama lain secara vertical, dimana akan menghasilakan dentingan.
Ceracap yang berdentang: Symbal, alat music berupa lempengan yang lebih besar yang dibenturkan satu sama lain secara horizontal, dimana akan menghasilakan dentangan suara yang jauh lebih besar.
“…Biarlah segala yang bernafas memuji TUHAN! Haleluya!...”
Bernafas, kata dalam bahasa Ibraninya, sama dengan kata yang digunakan pada kitab Kejadian 2, dimana Allah meniupkan nafas hidup sehingga manusia menjadi makluk yang hidup.
Ditutup kembali dengan ajakan untuk memuji Allah, ” …Haleluya!...”

Mazmur 150 mengggambarkan dengan sangat detail bagaimana memuji Allah dengan nyanyi-nyanyian dan tarian dengan segala alat music yang ada. Mulai dari alat music petik, pukul, tiup dan lain-lain. Mulai dari alat music yang menghasilkan suara kecil sampai dengan alat music yang menghasilkan suara besar. Bahkan alat music rebana yang biasanya digunakan oleh para wanita juga digunakan untuk memuji Allah. Semua alat music, tidak ada alat musik yang tidak layak digunakan untuk memuji Allah.
Bahkan penulis mazmur menggambarkan suasana pujian itu sendiri, dari alat music yang menghasilkan suara kecil, sampai dengan alat music yang mengasilkan suara yang membahana, dimana Cresendo pujian dapat disampaikan.

Dan begitulah seharusnya kehidupan kehidupan seorang Kristen. Hidup yang selalu berisi dengan pujian.

Bagaimana seorang Kristen dapat memberikan pujiannya, apakah jika hidupnya selalu diberkati oleh Allah? Apakah ada tujuannnya mengapa Mazmur puji-pujian ini harus diletakan di bagian akhir dari Mazmur?

Mari periksa perjalanan mazmur. Mazmur dimulai (pertama) dari ajakan untuk memelihara Taurat, Firman Tuhan. Mengajak untuk setiap saat hidup dalam kebenaran Firman Tuhan. Apakah kalau manusia telah hidaup dalam kebenaran Firman maka hidupnya akan nyaman dan lancar? Tidak, bahkan mungkin saja ketidakadilan ditimpakan kepadanya. Seolah-olah hukum kepada orang fasik ditimpakan kepada orang-orang bernar, sedangkan berkat untuk orang-orang benar diterima oleh orang-orang fasik. Apakah dalam keadaan tersebut seseorang masih dapat memuji?

Perjalanan lain dari Mazmur adalah kejatuhan (Mazmur 51). Jatuh kepada dosa. Orang yang memelihara Taurat dan Firman Allah akan jatuh jauh lebih dalam dari pada orang-orang fasik, dan itu menyakitkan. Tapi haruskah orang-orang percaya berhenti di situ? Tidak! Karena walaupun mereka jatuh Allah tidak membiarkannya sampai tergeletak, karena Tuhan lah yang menopang mereka.

Perjalananan lain dari Mazmur adalah ketika mengahadapi pergumulan dan ketidakadilan (Mazmur 73). Ketika kesesakan begitu mendesak, tetapi satu bentuk penyerahan yang ada dalam mazmur ini akan memungkinkan manusia untuk memuji Allah. “…sekalipun daging ku dan hatiku habis lenyap, gunung batuku dan bagianku tetaplah Allah selama-lamanya…”

Seorang percaya ketika dalam suatu kejatuhan, atau kesesakan tidak akan berhenti di sana, karena tempat mereka bukanlah di sana, tetapi di tempat di mana mereka dapat memuji Allah, dengan nyanyian, dengan tarian, dengan seluruh alat musik, karena seorang percaya haruslah memuji Allah. Hallelu YA!

Kotbah oleh Bp Pdt. Yonky Karman,
di Gereja HKBP Menteng Lama,
pada Ibadah Kontekstual





Setelah lama tidak buka-buka buku catatan ibadah yang lalu, tadi malam setelah membeli beberapa buku untuk bahan referensi, aku kembali melihat catatan ibadah serta bahan renungan dan PA juga doa2 pribadiku yang sudah tidak dibaca lagi dan kembali merenungkan ternyata banyak hal yang sudah aku lewati dengan penuh pengharapan akan Kasih, Kemurahan, Kebaikan Tuhan (baik dalam keadaan suka dan duka) dan sebagian dari yang aku punya akan aku bagikan bertahap dalam Blog ini dan semoga menjadi berkat buat kita semua :)

Senin, 11 Mei 2009

"Met Met Au On"


Teringat waktu kecil diajarkan berdoa sama orang tua dengan doa :
"met met au on, baen ias rohangkon. Sasado ho Jesus donganku tongtong"
dalam bahasa indonesia "aku anak yang kecil, buatlah hatiku menjadi bersih. Hanya Engkau ya Yesus temanku untuk selamanya" (kurang lebih begitulah terjemahannya)

Walau hanya sebuah doa yang singkat tapi ternyata arti dari doa itu sangat menyentuh ketika aku kembali mendoakannya beberapa waktu yang lalu.
"Met met au on (aku anak yang kecil)" --> menunjukkan bahwa sesungguhnya aku memang sangatlah kecil dibandingkan dengan Tuhan dalam segala Kuasa, Kemuliaan dan KaryaNya bagi ku. Ya, Dia harus semakin bertambah besar dalam hati kita dan ku harus makin berkurang dalam keegoanku dan keberadaanku yang terkadang menyombongkan diri, menganggap diri sanggup dan mencuri kemuliaan Tuhan.
"Baen ias rohangkon (buatlah hatiku menjadi bersih) --> dengan aku yang kecil di hadapan Tuhan harusnya menjadi bersih dihadapanNya agar aku layak, sehingga saat Dia datang aku berkenan bagiNya serta dapat menyenangkanNya.
"Sasado ho Jesus donganku tongtong (Hanya Engkau ya Yesus temanku untuk selamanya)" --> Teman dan sahabat sejati sesungguhnya hanyalah Yesus, Dia adalah sahabat yang mau memberikan nyawaNya bagiku dan itu adalah sebagai tebusan bagi dosaku yang sungguh banyak.

Mari melihat pada "Doa-doa" kita semasa kecil...ternyata sungguh indah dan tidak egois...menggambarkan kepolosan di hadapan Tuhan
Berdoalah senantiasa :)

"KU PERCAYA JANJI MU"


Mari bernyanyi.... (sesuai dengan suasana hati saat ini) heheh :)




Ku Percaya Janji Mu (by Maria Shandi)

Saat Ku hancur hatiKu datang padaMu
Kau beri kekuatan dan beri penghiburan
Saat tak seorangpun dapat kuandalkan
Kau yang memberi jalan
Kau yang menuntunku

*Saat ku tak mengerti dalam hidup ini
Namun firmanMu selalu menerangiku
Engkau yang buatku kuat lewati semua
Engkau pertolonganku
Tempat harapanku

Reff :
Tuhan kupercaya janjiMu
Dalam hidupku
Kau b'ri kemenangan
Tuhan Kau selalu setia di dalam hidupku
Kau berharga bagiku
Kaulah jaminankuDalam hidupku

Back to *

Back to Reff (2x)
Kupercaya Janjimu Ya Tuhan….